Blogger news

--- Ya Allah jadikanlah cintamu tercurah padaku --- Jadikanlah kecintaan orang-orang yang mencintaimu adalah cintaku --- Jadikanlah segala tindakan dan amalku selalu mengantar kepada mencintaimu --- jadikanlah cintaku padamu melebihi segala hal dari diriku dan keluargaku ---

Jumat, 18 Mei 2012

Kajian Al Quran, Jumat 18 Mei 2012

Kajian Al Quran minggu ini akan membahas QS Ali Imron ayat 75-76


75. di antara ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi Kami terhadap orang-orang ummi[1]. mereka berkata Dusta terhadap Allah, Padahal mereka mengetahui.
76. (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya[2] dan bertakwa, Maka Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.

[1] Yang mereka maksud dengan orang-orang Ummi dalam ayat ini adalah orang non Yahudi termasuk orang Arab.
[2] Yakni janji yang telah dibuat seseorang baik terhadap sesama manusia maupun terhadap Allah.

Ayat ini menggambarkan secara detail tentang kondisi sosial orang Yahudi dalam kalangan masyarakat Madinah waktu itu, supaya kita dapat mengambil hikmah untuk kehidupan saat ini. Pada saat itu, kondisi sosial orang Yahudi di Madinah terbagi menjadi 2 yaitu ;
1.    Orang Yahudi yang amanah yang akan mengembalikan setiap amanah walaupun hanya senilai 1 dinar (sangat sedikit)
2.    Orang Yahudi yang kurang amanah yang akan mengembalikan amanah setelah kita menagihnya berkali-kali

Amanah berasal dari akar kata yang  sama dengan iman. Iman berarti aman, nyaman.

Menurut ustad Sumardi Erlambang, Titik aman (Iman) itu dapat dibagi 2 macam yaitu :
1.    Titik aman dalam konteks teologi
Orang yang beriman adalah orang yang telah sampai di titik aman (yakin) ketika dia bisa menerima bahwa Tuhan itu ada dan bisa diterima dengan argumen rasional dan pengalaman setelah berbagai pengalaman yang berliku-liku.
2.    Titik aman dalam konteks sikap etis
Ketika seseorang memberi tampilan sikap baik kepada diri sendiri maupun orang lain dalam lingkungannya.

Pertanyaan dari pendengar
 

1.    Apakah benar nabi Isa (Yesus) diangkat ke Langit seperti kisah kenaikan Isa?
Nabi Isa sudah wafat, dan beliau diangkat bukan ke langit seperti banyak keyakinan orang Nasrani. Tetapi diangkat ke sisi Allah dalam arti diangkat kemuliannya karena beliau gagal disalib oleh para pendeta Yahudi (hukuman salib waktu itu adalah hukuman paling hina yang akan dijatuhkan kepada para pengkhianat negara).
Nabi Isa juga tidak akan diturunkan lagi ke dunia ini untuk berbagai hal seperti yang sebagian dari kita pahami selama ini misalnya untuk membunuh dajjal, menjadi hakim yang adil dll). Semua ini diajarkan oleh Paulus bukan ajaran kitab suci Injil.
Karena itu, kita tidak usah ikut-ikut meyakini ajaran Paulus.

2.    Banyak para pejabat kita sekarang tidak lagi amanah, bagaimana sikap kita?
Rasulullah pernah bersabda:
“Kehancuran umat terdahulu Ketika para pembesar melakukan kejahatan mereka lepas dari kejahatan tetapi jika orang kecil yang melakukan kesalahan maka hukum ditegakkan seadil-adilnya, dan kemudian beliau berkata “seandainya Fatimah putirku mencuri maka aku sendiri yang akan memotong tangannya”
Seharusnya penegakan hukum tidak hanya diterapkan pada para mantan pejabat tetapi juga kepada pejabat yang aktif. Dan yang salah harus diturunkan sesuai dengan prosedurnya.

3.    Ada tetangga saya yang orangnya Soleh namun dia miskin, kami ingin membantunya namun dia merasa sudah bahagia. Bagaimana sikap kita?
 

Menurut saya kufur itu dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.    Kufur Teologis
2.    Kufur Nikmat

Mungkin sikap tetangga bapak itu dilandasi dengan sikap qonaah menerima kenyataan dengan lapang dada dalam tasawuf beliau sudah dalam maqom ridho. Untuk mencapai kebahagiaan maka kita boleh bersikap qonaah seperti itu.
Tetapi untuk harga diri dan kejayaan umat dibandingkan dengan umat agama lainmaka kita harus mengambil sikap lain, umat Islam harus menjadi orang yang kaya raya dan dapat membantu Islam dengan kekayaannya. Bagaimana kalau 2 milyar umat Islam mengambil jalan “qonaah”, maka kita akan dipandang rendah oleh umat agama lain. maka kita seharusnya dapat menjadi seperti Abu Said Al Qudri atau Saad bin Abu Waqos, tidak menjadi Bilal terus terusan.

“Miskin itu dosa”
Kalau kita miskin karena nikmat (sarana) hidup yang diberikan oleh Allah tidak kita kelola dengan baik sehingga tidak menghasilkan rejeki yang melimpah. Bisa jadi ini merupakan azab karena kita kurang menyukuri nikmat itu akibat kurang bekerja keras memanfaatkan nikmat Allah.

Ada sebuah "kisah hikayat sufi" yang menarik yang bisa kita ambil hikmahnya, begini ceritanya ….
Pada zaman dahulu ada  seorang Sufi yang kaya raya bernama Said al Balkhi. Pada suatu saat Al Balkhi  bertemu seorang sufi lain yang fakir bernama Ibrahim bin Adham. Ibrahim bin Adham berkata kepada Al Balkhi :
“Hai hamba dunia, kasihan,  hidupmu dibelenggu dunia kemana pergi, dunia kau bawa”
Mendengar hal itu, Al Balkhi tidak tersinggung karena beliau telah menerapkan jalan kaya raya sebagai jalan kesufiannya, lalu ia bertanya kepada Ibrahim bin Adham
“Bapak luar biasa hebatnya dalam kefakiran tetap tabah, dalam kemiskinan tetap optimis, bagaimana kisahnya sehingga anda dapat melakukan ini?”
Lalu Ibrahim bin Adham bersenandung
“Oh Kemiskinan, engkaulah mahkotaku”
Kemudian ia berkisah dengan semangat…….
“Dulu aku adalah seorang gubernur di kawasan Bukhara yang berkuasa dan kaya raya, suatu saat saya berburu rusa namun tidak menemui seekor rusapun, yang kami dapat hanya seekor burung, saya panah dan kemudian jatuh kena sayapnya, kepada burung itu saya berkata:
“Hai burung, sebentar lagi kau akan mati terimalah nasib burukmu karena kamu tidak dapat terbang lagi. Tidak lama kemudian setelah saya tinggal sebentar. Tiba-tiba ada seekor burung lain yang menyambar burung yang terluka tadi dan membawanya ke sebuah danau. Burung yang sehat itu kemudian memberi minuman dan makanan kepada burung yang terluka sampai sehat dan dapat terbang lagi.”

Kemudian saya berkesimpulan bahwa :
“Sang Pemberi Rizki telah memberikan rizki cukup kepada seekor burung yang pincang lagi buta dan jauh dari teman-temannya ini. Kalau begitu, Tuhan Maha Pemberi tentu akan pula mencukupi rizkiku sekalipun aku tidak bekerja. Oleh karena itu, aku pun memutuskan untuk segera pulang dan berhenti dari gubernur dan meninggalkan semua harta dan keluarganya.”

Mendengar penuturan sahabatnya itu,Ibrahim berkata,
“Cerita anda luar biasa, tapi mengapa anda memposisikan diri menjadi burung yang lemah dan patah sayapnya bukan menjadi burung yang sehat dan kuat dan menolong burung-burung lain yang lemah?
Mengapa engkau mengikhlaskan dirimu sendiri untuk hidup di atas belas kasihan orang lain ?
Mengapa kamu tidak berpikiran sehat untuk mencoba perilaku burung yang sehat ? Apakah kamu tidak tahu bahwa tangan di atas itu lebih mulia daripada tangan di bawah ?”

Mendengar hal itu Al Balkhi menyadari kesalahannya kemudian beliau bekerja keras sehingga suatu saat kelak beliau menjadi tokoh Sufi yang terkenal dan kaya raya.


Khasidah kejujuran

Ia pun akhirnya bertanya-tanya
Dalam hidup yang penuh tipu muslihat ini
Ternyata kejujuran bisa seperti bunga mawar di ranting yang liar
Didekat kelopak yang indah itu selalu siap siaga duri yang mencakar

Kita pun bisa luka
Jika kejujuran itu kita genggam dengan terlalu bersemangat
Dan iman pun seperti orang yang lidahnya terkatup
Kini yang terlihat hanya duri bukan kuntum itu

Dan setiap dosa akhirnya punya dalihnya sendiri-sendiri
Dan manusia, ia dibenihkan dalam dosa
Hingga kesucian bukanlah milik manusia
Dan dosa harus diterima bahkan dimaafkan

Hidup pun tak dapat dituntut dengan nilai-nilai
Dan akhirnya, tak satu manusia pun yang bisa disalahkan

Oh alhamdulillah ……..
hidup ternyata bukan pelangi yang terbentang di langit sore
Dan kita pun sadar
Memang hidup sering buta
Namun hati tidak


Silahkan simak audio kajian beliau secara lengkap dibawah ini ...........


  .........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar